JAKARTA - Berdasar pada data dari peta
elektronik Badan Informasi Geospasial (BIG), ketinggian tanah di Jakarta telah
mengalami penurunan sekira 2,8 sentimeter. Terkait hal itu, Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus mematangkan program sumur resapan.
"Sudah kita anggarkan sumur resapan dalam, dangkal. Dan kita juga siapkan Pergub untuk sumur resapan. Itu saja," ujar Jokowi di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Penyebab turunnya ketinggian tanah di wilayah DKI, sambung mantan Wali Kota Solo itu, karena selama ini gedung-gedung tinggi terus menyedot air bawah tanah. "Karena air baku kita harusnya 100 persen ngambil air baku yang ada di Waduk Jatiluhur, tapi ini belum siap. Sehingga ngejarnya di situ, enggak ada yang lain," jelas Jokowi.
Untuk mengantisipasi gedung-gedung dan perkantoran agar tidak menyedot air bawah tanah sebagai kebutuhan utama, Pemprov DKI akan memaksa pengelola gedung membuat sumur resapan. Dengan adanya sumur resapan, Jokowi berharap dapat menyediakan cadangan air dan mampu menahan tanah.
"Ya kalau kita enggak sediakan, kalau mereka kita paksa, alternatifnya kan harus siap, nah ini yang belum. Ini kan kita kejar-kejaran dengan itu. Tapi sumur resapan dalam, dangkal itu, paksa semua gedung dengan Pergub akan beda. Dan tentu saja akan menyiapkan air baku dari Jatiluhur, Waduk Karyan dan lainnya memang harus gitu," jelas Jokowi.
Artinya, sambung Jokowi, dalam tanah harus mampu menyediakan cadangan air. "Di negara manapun seperti itu konsepnya. Lha kita ini enggak punya cadangan diambilin terus, ya tanahnya jogrok (ambruk)," tandasnya.
"Sudah kita anggarkan sumur resapan dalam, dangkal. Dan kita juga siapkan Pergub untuk sumur resapan. Itu saja," ujar Jokowi di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Penyebab turunnya ketinggian tanah di wilayah DKI, sambung mantan Wali Kota Solo itu, karena selama ini gedung-gedung tinggi terus menyedot air bawah tanah. "Karena air baku kita harusnya 100 persen ngambil air baku yang ada di Waduk Jatiluhur, tapi ini belum siap. Sehingga ngejarnya di situ, enggak ada yang lain," jelas Jokowi.
Untuk mengantisipasi gedung-gedung dan perkantoran agar tidak menyedot air bawah tanah sebagai kebutuhan utama, Pemprov DKI akan memaksa pengelola gedung membuat sumur resapan. Dengan adanya sumur resapan, Jokowi berharap dapat menyediakan cadangan air dan mampu menahan tanah.
"Ya kalau kita enggak sediakan, kalau mereka kita paksa, alternatifnya kan harus siap, nah ini yang belum. Ini kan kita kejar-kejaran dengan itu. Tapi sumur resapan dalam, dangkal itu, paksa semua gedung dengan Pergub akan beda. Dan tentu saja akan menyiapkan air baku dari Jatiluhur, Waduk Karyan dan lainnya memang harus gitu," jelas Jokowi.
Artinya, sambung Jokowi, dalam tanah harus mampu menyediakan cadangan air. "Di negara manapun seperti itu konsepnya. Lha kita ini enggak punya cadangan diambilin terus, ya tanahnya jogrok (ambruk)," tandasnya.